Apa Itu Asesmen Nasional?
Seperti yang kita ketahui, pemerintah telah menghapus ujian nasional (UN) dan pelaksanaan ujian nasional berbasis komputer (UNBK).Sebagai gantinya, pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyiapkan sebuah program yang dinamakan dengan asesmen nasional.
Asesmen nasional merupakan sebuah program penilaian terhadap mutu setiap sekolah, madrasah, dan program kesetaraan pada jenjang dasar dan menengah.
Mutu satuan pendidikan dinilai berdasarkan hasil belajar murid yang mendasar (literasi, numerasi, dan karakter) serta kualitas belajar mengajar dan iklim satuan pendidikan yang mendukung pembelajaran.
Apapun kebijakan pemerintah, sebenarnya kita yang ada di bawah sebagai pelaku dan penggerak pendidikan cukup sami'na wa atha'na atau sendiko dhawuh, karena program tersebut sudah melalui uji kelayakan dari para pakar pendidikan.
Namun, apa yang terjadi ketika program itu dilaksanakan pada jenjang SD pinggiran yang peserta didiknya belum mengenal IT.
Seperti yang dialami oleh saya yang berada di kawasan jauh dari kota, ditambah lagi dengan latar belakang siswa yang kurang mampu, menambah deretan panjang PR yang harus segera dirancang.
Semua peserta didik yang ada di lembaga tempat saya mengajar belum pernah mengenal dan memegang laptop apalagi menyentuh mouse. Saya yakin di luar sana, ribuan peserta ANBK lainnya mengalami hal yang sama.
Hal ini berbanding terbalik dengan mereka di sekolah perkotaan yang sebagian besar siswanya sudah mengenal bahkan terbiasa menggunakan HP dan juga laptop.
Dengan diterapkannya asesmen nasional ini, peserta ANBK dituntut untuk bisa mengoperasikan perangkat IT, menulis di laptop, dan menggunakan mouse.
Sebagai wali kelas, saya mulai ancang-ancang menyusun strategi agar peserta didik bisa mengikuti ANBK tahun ini.
Pengenalan Asesmen Pada Peserta Didik
Sejak adanya pemberitahuan tentang pelaksanaan simulasi ANBK pada tanggal 30 Agustus 2021, saya segera menginformasikan kepada para siswa, bahwa mereka akan mengikuti ujian berbasis komputer."Anak-anak, empat hari ke depan, kalian akan ibu ajari bagaimana memegang alat ini," ucapku di depan kelas sambil menunjukkan benda kecil mirip tikus itu.
"Bu, itu namanya apa?" Tanya salah satu siswa mewakili teman-temannya.
"Ini namanya mouse, anak-anak," jawab saya menahan geli karena kepolosan mereka, "Kalian juga akan ibu ajari bagaimana menulis di laptop," ujar saya sembari menunjukkan laptop di meja guru. Dengan semangat mereka bersorak kegirangan.
Cerita di atas adalah gambaran kepolosan mereka yang belum mengenal IT sama sekali, bahkan ada beberapa anak yang tidak punya HP di rumah.
Saya merasa ini adalah tantangan untuk melaksanakan sukses ANBK. Berikut langkah-langkah yang saya lakukan:
Pertama, mengajari mereka satu persatu cara menggunakan mouse. Ini bukan hal yang mudah, butuh ketelatenan.
Tangan-tangan mungil mereka masih kaku, tetapi dengan kesungguhan, mereka merasa menjadi lebih berkelas dalam memainkan alat ini.
"Wah, saya seperti anak kota yang ada di tipi", ujar salah satu siswa, yang dibarengi gelak tawa teman-temannya.
Kedua, secara bergantian membimbing cara menulis.
"Anak-anak, dengan memperhatikan letak huruf yang ada di laptop kalian akan bisa menulis, cukup dengan menekan tombol, huruf-huruf tersebut secara otomatis akan bermunculan di layar laptop," jelasku pada siswa sambil mempraktikkan.
Antusias anak cukup besar untuk segera bisa mengetik, dengan sabar mereka antre untuk dapat mengoperasikan alat tulis digital yang satu ini. Sambil menunggu giliran, mereka memperhatikan temannya yang berada di depan laptop.
Jari-jari itu menari kaku di atas keyboard, untuk memainkan huruf hingga menjadi kalimat, saya yakin ini adalah pengalaman pertama mereka yang mungkin tidak akan terlupakan.
Ketiga, menyampaikan bahwa materi asesmen nasional adalah hal-hal yang kita temui dalam kehidupan sehari-hari.
Jadi, tidak usah berpikir soalnya sulit karena yang terpenting anak-anak bisa memahami materi, dan menjawabnya dengan penalaran.
Materi tidak ada pada pelajaran secara praktis seperti pada muatan pelajaran bahasa Indonesia, IPS, ataupun yang lain, sehingga anak-anak tidak harus mempersiapkan diri memperlajari materi pelajaran tertentu.
Keempat, menyiapkan mental agar tidak grogi. Bagaimana pun juga ujian adalah kegiatan serius yang membutuhkan kesiapan mental, apalagi menggunakan perangkat IT yang masih asing bagi siswa, tentu mempunyai dampak psikologis pada anak.
Berkali-kali saya menyarankan kepada peserta didik agar tetap santai, karena jika grogi akan mempengaruhi daya penalaran mereka.
Tujuan Asesmen Nasional
Melansir keterangan dari Kemendikbud, asesmen nasional dirancang untuk menghasilkan informasi akurat untuk memperbaiki kualitas belajar mengajar yang pada gilirannya akan meningkatkan hasil belajar peserta didik.Asesmen nasional menghasilkan informasi untuk memantau perkembangan mutu dari waktu ke waktu, dan kesenjangan antar bagian di dalam sistem pendidikan (misalnya kesenjangan antar kelompok sosial ekonomi dalam satuan pendidikan, kesenjangan antar satuan pendidikan negeri dan swasta di suatu wilayah, kesenjangan antar daerah, ataupun kesenjangan antar kelompok berdasarkan atribut tertentu).
Asesmen nasional bertujuan untuk menunjukkan apa yang seharusnya menjadi tujuan utama satuan pendidikan, yaitu pengembangan kompetensi dan karakter murid.
Akhirnya mari kita bangun bangsa ini dengan memulai sukses ANBK, karena sejatinya mutu pendidikan menjadi cermin masa depan bangsa ini.
Jangan lelah untuk membimbing siswa-siswi kita, mereka adalah tunas masa depan negeri tercinta ini.
Semoga informasi yang telah disampaikan tentang asesmen nasional ini bisa bermanfaat bagi Anda semua. Terimakasih.
Posting Komentar
Komentar yang Anda berikan dimoderasi. Jika sesuai dengan ketentuan, maka akan segera muncul.
Silahkan berkomentar dengan bahasa yang baik dan santun serta tidak melakukan spamming.