Harusnya hal tersebut bukanlah acuan utama bagi seorang guru untuk mengukur anak itu pintar, cerdas atau pun bodoh. Sebab sejatinya, di mata guru tidak ada siswa yang pintar dan bodoh. Hal tersebut harus benar-benar dihilangkan dari benak seorang guru.
Kecerdasaan anak secara akademik tidak bisa diukur dengan angka, begitu pula siswa yang memiliki kemampuan berpikirnya kurang. Yang terpenting adalah tentang bagaimana menjadi seorang guru yang mampu mengarahkan siswa tersebut agar mau belajar dan mengembangkan bakat yang dimiliki.
Hal ini sebenarnya pekerjaan rumah (PR) terbesar bagi seorang guru. Karena guru bukan hanya datang ke kelas kemudian memberikan pelajaran. Setelah itu bertanya kepada siswa paham atau belum dengan materi yang disampaikan kemudian meninggalkan kelas.
Sebagian besar ketika mengajar, guru kadang hanya fokus pada RPP yang telah disiapkan sebelumnya. Kadang mereka juga dituntut oleh kurikulum untuk dapat menuntaskan semua KD yang ada, sehingga terburu-buru dalam menyampaikan pelajaran.
Hal terpenting yang sering kali luput dari perhatian guru adalah mengetahui kondisi awal siswa. Hal ini akan sangat berpengaruh saat berlangsungnya proses pembelajaran. Sukses dan tidaknya pembelajaran tersampaikan akan sangat tergantung pada kondisi dan situasi saat itu. Inilah bentuk perhatian guru yang mesti ada bagi seluruh siswa.
Artinya sebagai seorang guru wajib kiranya melakukan pendekatan kepada siswa agar mudah mengetahui kondisi awal siswa sebelum melakukan kegiatan pembelajaran. Oleh sebab itu, idak ada salahnya bagi seorang guru untuk menanyakan kabar, menyapa siswa ataupun menanyakan tentang hal yang sedang mereka alami saat itu.
Selain itu, seorang guru juga harus terus berinovasi agar mampu membuat variasi-variasi dalam kegiatan pembelajaran. Siswa akan senang belajar jika memiliki guru yang aktif dan kreatif. Setidaknya seorang guru harus mampu menguasai informasi dan teknologi (IT) kekinian. Apalagi di musim pandemi seperti saat ini, setidaknya guru harus belajar memberikan bahan ajar melalui video pembelajaran.
Siswa akan lebih terkesan menyimak video pembelajaran jika video tersebut dibuat langsung oleh gurunya sendiri. Atau bisa juga melalui media pembelajaran lainnya yang telah disepakati antara guru dan siswa.
Jangan sekali-sekali mengekang kebebasan siswa dalam melakukan kegiatan belajar, tapi jadilah guru yang dapat mengikuti keinginan siswa dan mengimbanginya dengan arahan-arahan yang baik. Selama hal tersebut memiliki nilai postif bagi siswa, maka siswa akan merasa merdeka ketika belajar. Jadilah guru yang selalu memberikan layanan prima bagi para siswanya.
Mengurangi tugas merupakan salah satu hal yang dapat membuat kegiatan pembelajaran jadi menyenangkan. Tugas yang menumpuk bukanlah suatu hal yang menyenangkan bagi setiap anak, seringkali itu menjadi beban bagi mereka. Berikan tugas atau PR sewajarnya saja yang tidak terlalu menguras banyak waktu bagi mereka.
Jika siswa terlalu banyak mengerjakan tugas tanpa diimbangi dengan refleksi, maka bisa jadi mereka akan merasa stres dan bosan. Berilah mereka tugas-tugas sederhana dan menyenangkan, sehingga tidak terlalu banyak menyita waktu mereka saat di rumah. Membantu orang tua juga dapat dijadi sebagai tugas selingan agar anak belajar tentang tanggung jawab.
Tugas utama seorang guru adalah menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan. Selebihnya siswa yang bertugas untuk menggali dan mengembangkan bakat serta kreativitasnya.
Berilah siswa nilai bukan dari hasil akhirnya saja, tetapi pertimbangkan juga proses dan upaya yang dilakukannya untuk mencapai hal tersebut. Hal tersebut sungguh akan dapat menciptakan suasana belajar yang asyik dan menyenangkan. Biarkan siswa-siswa tumbuh dan berkembang sesuai dengan kemampuannya, bukan sesuai dengan apa yang Anda inginkan.
Posting Komentar
Komentar yang Anda berikan dimoderasi. Jika sesuai dengan ketentuan, maka akan segera muncul.
Silahkan berkomentar dengan bahasa yang baik dan santun serta tidak melakukan spamming.