Begitu pun dengan perjuangan Rasulullah dalam menegakkan ajaran Islam. Di awal masa berdakwah selalu saja ada yang menghalangi dan berusaha agar Rasulullah menghentikan dakwahnya untuk menyebarkan ajaran Islam yang cinta damai dan tidak membedakan ras, etnis, dan kedudukan.
Sejarawan Islam, Ibnu Ishaq, menuturkan bahwa suatu hari Utbah bin Rabi'ah, salah seorang pemuka Quraisy, berada di tengah-tengah sekumpulan kaumnya. Pada waktu yang sama, Rasulullah sedang duduk di Masjidil Haram seorang diri.
Baca juga: Hai Wanita Muslim, Ketahuilah Bahwa Berhijab Itu Kewajiban, Bukan Pilihan!
Utbah berkata, "Wahai orang-orang Quraisy, bagaimana jika kuhampiri Muhammad, berembuk dengannya dan kutawarkan satu-dua hal? Siapa tahu dia mau menerima sebagian di antaranya, lalu kita berikan kepadanya yang dia inginkan dan dia tidak mengganggu kita lagi?"
"Bagus itu wahai Utbah. Hampirilah dan ajaklah dia berembuk," ujar mereka.
Maka, Utbah pun menghampiri Rasulullah. Kemudian berkata, "Wahai anak saudaraku, engkau termasuk golongan kami. Dari segi keluarga dan keturunan, aku juga tahu kedudukanmu. Engkau telah membawa satu urusan yang besar kepada kaummu, yang dengan urusan itu engkau memecah belah persatuan mereka, memupuskan harapan mereka, mencela sesembahan mereka, dan mengingkari golongan leluhur mereka. Sekarang dengarkanlah, aku akan menawarkan beberapa hal kepadamu dan engkau bisa memeriksanya, siapa tahu engkau mau menerima sebagian di antaranya."
Rasulullah SAW mengatakan, "Katakanlah Utbah, biar kudengarkan."
"Wahai anak saudaraku, jika engkau menginginkan harta kekayaan sebagai pengganti apa yang engkau bawa ini (Islam), maka kami siap mengumpulkan harta kami untukmu. Jika engkau ingin kedudukan, maka kami akan mengangkatmu sebagai pemimpin kami. Jika engkau ingin kerajaan, maka kami siap mengangkatmu sebagai raja kami."
Ternyata Rasulullah menolak semua yang ditawarkan oleh Utbah. Namun, kaum Quraisy masih belum berputus asa. Beberapa tawaran lain pun disodorkan kepada Rasulullah, di antaranya kaum kafir Quraisy siap meninggalkan sebagian dari apa yang ada pada diri mereka dan begitu pula Rasulullah.
Hal ini sebagaimana digambarkan dalam Al Quran:
وَدُّوْا لَوْ تُدْهِنُ فَيُدْهِنُوْنَۚ
Mereka menginginkan agar engkau bersikap lunak maka mereka bersikap lunak (pula). (QS. Al Qolam ayat 9)
Baca juga: Lakukan Beberapa Tips Ini Untuk Dapat Mengontrol Amarah!
Karena kesal dengan berbagai tawaran itu, maka Rasulullah pun menegaskan kepada Utbah, "Wahai pamanku, demi Allah, andaikan mereka meletakkan matahari di tangan kananku dan bulan di tangan kiriku, agar aku meninggalkan ajaran Islam ini, hingga Allah memenangkannya atau aku ikut binasa karenanya, maka aku tidak akan meninggalkannya."
Di dalam riwayat Ibnu Jarir dan Ath Thabrani disebutkan bahwa orang-orang musyrik bahkan menawarkan kepada Rasulullah, agar beliau menyembah sesembahan mereka selama satu tahun, dan orang-orang musyrik akan menyembah Tuhan Nabi Muhammad (Allah Ta'aalaa) selama setahun kemudian.
Posting Komentar
Komentar yang Anda berikan dimoderasi. Jika sesuai dengan ketentuan, maka akan segera muncul.
Silahkan berkomentar dengan bahasa yang baik dan santun serta tidak melakukan spamming.