Hamid mengatakan, bahwa selama masa pandemi ini, mungkin hanya terdapat sepuluh persen sekolah yang telah memodifikasi metode pembelajarannya antara tatap muka dan online dengan memanfaatkan platform e-learning tertentu.
Sedangkan sebagian sekolah yang masih menggunakan metode konvensional dan belum terbiasa dengan proses pembelajaran jarak jauh, kata dia, yang terpenting adalah anak-anak tetap ada aktivitas pembelajaran di rumah. “Itu yang harus dilakukan,” tutur Hamid ketika menjadi narasumber di RRI Pro 3 pada Program Indonesia Menyapa yang disiarkan secara langsung melalui telekonferensi yang bertepatan dengan Peringatan Hardiknas Tahun 2020, yang mana di tahun ini pun harus dilakukan secara sederhana, terpusat, dan terbatas di Kantor Kemendikbud.
Membangkitkan Semangat Belajar Anak Di Tengah Pandemi Covid-19
Menjawab pertanyaan tentang akses internet di pedalaman yang masih jauh dari kata 'memadai', Hamid menjelaskan bahwa hal tersebut adalah kewenangan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) untuk melakukan pengadaan / perluasan jaringan. “Kami berharap tiap desa sudah tersambung internet. Koordinasi dengan kementerian tekait terus kami lakukan. Namun perlu kita ketahui, di saat kebutuhan jaringan internet kian besar, terjadi kepadatan traffic pada layanan internet tersebut,” ungkapnya.
Di sisi lain, dalam mendukung proses kegiatan pembelajaran secara daring, di awal kebijakan Belajar dari Rumah (BDR), Kemendikbud sudah bekerjasama dengan beberapa penyedia layanan dalam memberikan paket kuota gratis kepada siswa. Nilai benefitnya beragam pada masing-masing penyedia. Hal ini bertujuan untuk memudahkan siswa mengakses internet di berbagai platform pembelajaran. “Selanjutnya kami harapkan dinas pendidikan dan kepala sekolah bisa ikut mencarikan solusi dalam pengadaan jaringan internet yang memadai bagi siswa,” ujar Hamid.
Peneliti Kebijakan Publik, Rico Santoro dalam kesempatan yang sama juga menyampaikan hikmah yang terdapat di balik wabah Covid-19. Ia menuturkan, bahwa masalah biasanya memunculkan kreativitas untuk menjawab setiap tantangan yang ada. Dan pendidikan, katanya, merupakan salah satu cara membangun optimisme.
Rico menambahkan, hambatan dalam beraktivtas bisa membuka peluang munculnya daya pikir dalam menjawab tantangan. Untuk itu, ia berharap agar pemerintah dapat mengembangkan pendidikan daring / online di masa mendatang.
Salah satunya adalah dengan menyisipkan materi yang unik sesuai dengan karakteristik daerah masing-masing, untuk lebih menarik siswa dan memudahkan mereka untuk menerima materi pembelajaran. “Saya harap kita bisa menciptakan berbagai model pembelajaran yang sarat pengetahuan, unik, dan menginspirasi,” katanya.
Posting Komentar
Komentar yang Anda berikan dimoderasi. Jika sesuai dengan ketentuan, maka akan segera muncul.
Silahkan berkomentar dengan bahasa yang baik dan santun serta tidak melakukan spamming.