"Sejak awal pandemi, kami langsung menerapkan program Belajar dari Rumah sebagai kebijakan nasional. Kerangka peraturan juga dibuat jauh sebelum perusahaan-perusahaan menerapkan bekerja dari rumah dan melakukan usaha pencegahan lainnya. Kami mengambil pendekatan berbasis keutamaan dalam membuat keputusan, dan keputusan pertama yang diambil adalah mengutamakan kesehatan. Keselamatan guru, siswa, dan orang tuanya merupakan prioritas utama kami," jelas Mendikbud pada acara Konferensi Pers Internasional 'Adaptasi Pendidikan Selama Covid-19', yang bertempat di Istana Kepresidenan Jakarta.
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan populasi 45,3 juta peserta didik dan 2,7 juta guru. Indonesia memiliki sistem pendidikan terbesar keempat di dunia. Inilah faktor yang menjadikan upaya penanganan dampak Covid-19 di dunia pendidikan menjadi sulit dan tidak mungkin untuk diseragamkan.
Kemendikbud terus bekerjasama bersama pemerintah daerah juga berbagai pihak untuk dapat memastikan masa transisi pembelajaran di sekolah ini menjadi kegiatan belajar yang dapat berjalan sebaik mungkin meskipun dari rumah.
Menteri Nadiem Makarim mengakui bahwa pembelajaran di masa pandemi ini memang tidaklah mudah. Namun, dia bersama kepada jajaran Kemendikbud agar terus berupaya untuk terus memastikan pembelajaran tetap dilaksanakan.
Insan Pendidikan Jadi Prioritas Pemerintah Di Tengah Covid-19
"Harus diakui situasi ini tidak optimal dan pencapaian pendidikan tidak akan sama pada saat krisis Covid-19 ini terjadi di Indonesia dan di negara lain di dunia. Oleh karena itu, kenyataan tersebut harus diterima dan berusaha mengurangi dampaknya sebanyak mungkin. Kemendikbud terus melakukan segala daya, siang dan malam untuk mencoba memperbaiki situasi ini," ungkapnya.
Menurut Mendikbud, masa krisis ini menjadi momentum untuk melakukan observasi guna memperoleh umpan balik di lapangan. Kemendikbud juga terus berupaya menyediakan beragam solusi untuk memastikan bahwa setiap satuan pendidikan melakukan apa yang terbaik bagi mereka. Sekaligus mendorong terjadinya eksperimen dalam menemukan pendekatan-pendekatan baru untuk pendidikan di masa depan.
"Kemendikbud harus mengambil bagian untuk membantu menghadirkan pemahaman mengenai apa kunci utama keluar dari krisis ini dan bagaimana berpartisipasi dalam hal itu," ujar Nadiem.
Selanjutnya, prioritas utama Kemendikbud adalah salah satunya dengan meningkatkan fleksibilitas penggunaan anggaran sekolah dalam menangani krisis.
"Hal pertama yang dilakukan adalah dengan memberikan anggaran (Bantuan Operasional Sekolah) yang dikirimkan dari pemerintah pusat kepada sekolah-sekolah agar dapat digunakan untuk membeli alat kesehatan dan kebersihan diri, juga pulsa / data seluler untuk mendukung aktivitas pembelajaran termasuk pembelajaran daring," jelas Nadiem.
Mendikbud juga menyampaikan langkah-langkah alternatif di bidang kebudayaan. Salah satunya dengan membuat sebuah platform agar para seniman dan pegiat budaya bisa tetap tampil, menghibur dan memotivasi orang-orang yang berada di rumah melalui pertunjukan atau kelas daring.
"Menyediakan tur virtual di museum, serta situs budaya yang penting untuk mempertahankan nasionalisme selama krisis ini," ungkap Mendikbud Nadiem Makarim.
Posting Komentar
Komentar yang Anda berikan dimoderasi. Jika sesuai dengan ketentuan, maka akan segera muncul.
Silahkan berkomentar dengan bahasa yang baik dan santun serta tidak melakukan spamming.