“Tidak ada yang ingin pandemi ini terjadi. Pilihannya adalah belajar, atau tidak belajar sama sekali,” demikian disampaikan oleh Mendikbud pada acara media briefing, hasil kerjasama antara Kementerian Luar Negeri, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), dan Ketua Tim Pakar Penanganan Covid-19, bertempat di Istana Kepresidenan Jakarta.
Mendikbud mengungkapkan, bahwa pandemi Covid-19 telah menunjukkan sejauh mana ketahanan suatu negara untuk menjalankan kebijakan-kebijakan pendidikan yang adaptif, baik terhadap perkembangan zaman maupun perubahan kondisi sosial masyarakat. Indonesia sebagai salah satu negara yang tengah dilanda pandemi Covid-19 juga terus berjuang untuk selalu memberikan pelayanan pendidikan yang berkualitas terutama bagi para generasi penerus bangsa.
Diiringi semangat “Merdeka Belajar” atau Freedom to Learn, Kemendikbud memberi motivasi kepada semua pemangku kepentingan di dunia pendidikan agar terus belajar dalam menangani situasi ini. Ketika pembelajaran terjadi, disaat yang sama pula para guru berpeluang untuk menemukan cara baru dan cara terbaiknya untuk membantu para siswa belajar. Kemendikbud ingin menggali potensi terbesar para pendidik dan murid kita untuk terus berinovasi dan meningkatkan kualitas pembelajaran secara mandiri. “Mandiri bukan hanya mengikuti proses birokrasi pendidikan, tetapi benar-benar inovasi pendidikan,” ungkap Nadiem.
Penyesuaian Kegiatan Belajar Mengajar Di Tengah Pandemi
Mendikbud juga menyampaikan, bahwa ia ingin para guru terus berinovasi dan meningkatkan metode pengajaran di setiap saat guna menghasilkan kualitas belajar siswa yang hebat. Ia menyadari bahwa tidak ada hal apapun yang sempurna dalam setiap usaha yang dilakukan. Namun yang paling penting, kata dia, setelah itu adalah bagaimana semua pihak merefleksikan dan meningkatkan metode pengajaran di tengah pandemi ini.
Indonesia dengan keberagaman geografis, sosial, dan ekonominya memiliki banyak sekali tantangan dalam mengatasi akses pendidikan. Oleh sebab itu, Kemendikbud melaksanakan pendekatan yang berbeda-beda terhadap para pemangku kepentingannya. “Mereka yang memiliki akses internet, kami fokus pada pembelajaran secara daring, mereka yang tidak memiliki akses ke internet, kami fokus pada televisi, radio dan juga melalui pesan teks,” kata Mendikbud.
Tidak berhenti sampai disitu, rupanya Kemendikbud juga membuat platform khusus sebagai salah satu sumber inspirasi bagi para pendidik dan tenaga pendidikan untuk bertukar pandangan dan rencana pembelajaran. “Sejauh ini kami memiliki 200.000 kunjungan dengan unduhan lebih dari 100.000 rencana pelajaran,” katanya.
Di sisi lain, Kemendikbud juga sangat mengapresiasi kepada para guru yang telah ikhlas berkunjung ke rumah-rumah peserta didik untuk memastikan para siswa tetap mendapat pembelajaran meskipun di tengah kondisi serba keterbatasan ini. “Perhargaan yang setinggi-tingginya bagi para guru yang penuh inisiatif untuk memastikan siswa masih terlibat dalam pembelajaran, termasuk melakukan kunjungan rumah,” pungkasnya.
Posting Komentar
Komentar yang Anda berikan dimoderasi. Jika sesuai dengan ketentuan, maka akan segera muncul.
Silahkan berkomentar dengan bahasa yang baik dan santun serta tidak melakukan spamming.