Antara lain seperti Belanda, Prancis, Jerman dan negara maju lainnya agar dapat memberikan pelatihan (training of trainers) kepada para guru dan juga instruktur di dalam negeri.
Hal ini telah disampaikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy, sekaligus menepis isu yang menyebutkan bahwa pemerintah akan mengimpor guru asing untuk mengajar di Indonesia.
“Namun mengundang para guru dan instruktur dari luar negeri untuk memberi pelatihan kepada guru harus sesuai bidangnya. Pelatihan pun tidak hanya untuk guru-guru, tapi juga para instruktur di balai-balai pelatihan kerja kementerian lain,’’ katanya di kantor Kemendikbud, Jakarta, kemarin.
Para instruktur luar negeri itu adalah mereka yang bekerja di lembaga-lembaga penyedia pelatihan. Mantan rektor Universitas Muhammadiyah Malang ini menuturkan bahwa kedatangan instruktur dari luar negeri ini adalah buka barang baru. Sebab, sebenarnya mereka sudah pernah ada yang diundang tapi dalam skala kecil.
Rencana ini merupakan respon dari arahan Presiden Joko Widodo pada rapat terbatas kabinet yang mana ingin jumlah instruktur yang diundang lebih banyak lagi, sehingga bisa berdampak pada pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM).
Mendikbud menambahkan, para instruktur ahli yang didatangkan dari luar negeri itu akan difokuskan untuk meningkatkan kompetensi guru di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Lebih khusus pada bidang prioritas seperti pariwisata dan perhotelan, kemaritiman, teknologi informasi dan komunikasi, advanced robotic, serta mekatronik. “Sasaran utamanya adalah untuk peningkatan kompetensi pembelajaran vokasi di sekolah SMK. Dan juga pembelajaran STEM,” urainya.
Muhadjir juga mengatakan bahwa kedatangan para instruktur yang berasal dari luar negeri tersebut bukan untuk menggantikan peran para guru sekolah di Indonesia. Instruktur asing itu kesini hanya akan membantu mempercepat proses peningkatan kapasitas para guru.
Oleh karena itu, instruktur dari luar negeri tersebut tidak akan diangkat menjadi PNS atau istilahnya dikontrak dalam jangka panjang.
Selain memberikan pelatihan, diharapkan para instruktur ahli yang diundang dari luar negeri tersebut bisa membantu meningkatkan kapasitas guru melalui sistem sertifikasi dengan rekognisi internasional.
“Instruktur asing memiliki banyak manfaat. Yang pertama skilled-up, untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan yang dimiliki oleh para instruktur kita,” tuturnya. Lalu yang kedua untuk benchmarking. “Kita dapat mengukur tingkat kemampuan instruktur yang ada disini. Maka dari itu, yang kita undang kesini pasti yang memiliki standar,” jelasnya.
Baca juga: Jika Kuliah Di Salah Satu Kampus Ini, Anda Bisa Jadi Pegawai PLN
Dia menjelaskan bahwa dibandingkan dengan mengirim guru keluar negeri untuk dilatih, maka akan lebih hemat dengan mendatangkannya langsung ke dalam negeri. Mendikbud optimistis jika program pelatihan ini dapat dilaksanakan pada tahun 2019. Rincian pelaksanaan dan anggarannya masih dibahas pada tingkat Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK).
Sementara itu, Wakil Sekjen Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Satriwan Salim memandang bahwa pemerintah perlu menjelaskan seperti apa kompetensi para pelatih yang akan diundang dari luar negeri tersebut. “Berapa pelatih yang akan didatangkan, dari negara mana saja, guru apa sasarannya dan seperti apa skema pelatihan termasuk transparansi anggaran juga semua harus dijelaskan ke publik,” tegasnya. Dia mengaku FSGI mendapat undangan dari Kemenko PMK untuk membahas masalah ini.
Kemudian jika memang pemerintah akan mendatangkan mereka untuk melatih para guru, maka mereka tidak boleh bekerja sendiri. Melainkan harus membentuk kolaborasi dengan Lembaga Pendidik Tenaga Kependidikan (LPTK), guru-guru yang berprestasi termasuk juga dengan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP), Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P4TK) serta Balai Latihan Kerja (BLK).
Satriwan menekankan, pada dasarnya pemerintah harus menghitung secara cermat terkait mana yang lebih efektif dan efisien antara mengirim guru untuk belajar ke luar negeri atau mendatangkan para pelatih luar negeri ke Indonesia.
Sebab, para pelatih guru dari luar negeri tersebut harus banyak memahami karakteristik dan persoalan yang dialami guru terutama oleh guru SMK di Tanah Air.
“Termasuk juga kondisi geografis serta budaya kita yang unik. Mereka tidak bisa serta-merta membawa budaya mereka secara taken for granted ke guru-guru di Indonesia,” katanya.
Posting Komentar
Komentar yang Anda berikan dimoderasi. Jika sesuai dengan ketentuan, maka akan segera muncul.
Silahkan berkomentar dengan bahasa yang baik dan santun serta tidak melakukan spamming.