Bulan yang sangat istimewa, orang-orang yang beriman pantas untuk merindukannya. Bahkan seharusnya mereka jauh-jauh hari telah mempersiapkan diri dengan berdoa kepada Allah Subhaanahu wa ta’aalaa agar dipertemukan dengan bulan yang penuh berkah ini.
Imam Ibnu Rojab Al Hambali rohimahullaahu ta’aalaa menukil ucapan salah seorang ulama salaf yang menggambarkan tentang kesungguhan mereka untuk bertemu dengan bulan yang penuh berkah ini.
Salah seorang ulama salaf ini berkata, dulunya orang-orang yang sholih (para ulama salaf/para ulama ahlussunnah wal jama’ah) selama enam bulan mereka berdoa kepada Allah Subhaanahu wa ta’aalaa agar diperjumpakan atau dipertemukan dengan bulan Ramadhan.
Ini menggambarkan bahwa bertemu dengan Ramadhan adalah sesuatu yang istimewa. Taufik yang besar dari Allah Subhaanahu wa ta’aalaa, bukan perkara kebetulan. Bertemu dalam keadaan hati kita dipenuhi dengan iman, kemudian kita dimudahkan mendapatkan kebaikan-kebaikan.
Kita pernah mendengar sabda Rasulullah Shollallaahu ‘alaihi wasalallam dalam sebuah hadits yang shahih riwayat Imam Ahmad dan yang lainnya. Ketika Rasulullah Shollallaahu ‘alaihi wasalallam berdoa dan diaminkan oleh malaikat Jibril yang diantaranya adalah berkenaan dengan orang yang berjumpa dengan bulan Ramadhan kemudian ia tidak diampuni oleh Allah bahwa ia adalah orang yang celaka, orang yang paling buruk keadaannya.
رَغِمَ أَنْفُ عَبْدٍ – أَوْ بَعُدَ – دَخَلَ عَلَيْهِ رَمَضَانُ فَلَمْ يُغْفَرْ لَهُ
“Celakalah seorang hamba yang mendapati bulan Ramadhan kemudian Ramadhan berlalu dalam keadaan dosa-dosanya belum diampuni (oleh Allah Subhaanahu wa ta’aalaa).” (HR. Ahmad [2/254], Al-Bukhari dalam al-Adabul mufrad No. 644, Ibnu Hibban No. 907 dan al-Hakim [4/170]; dinyatakan sahih oleh Ibnu Hibban, al-Hakim, adz-Dzahabi dan al-Albani)
Ini adalah hamba yang celaka. Makanya pantas seorang muslim mempersiapkan dirinya berdoa kepada Allah Subhaanahu wa ta’aalaa memohon taufik-Nya untuk berjumpa dengan bulan ini.
Kita ketahui bersama dalam hadits shohih yang lainnya Rasulullah Shollallaahu ‘alaihi wasalallam selalu memberikan kabar gembira kepada para sahabat dengan kedatangan bulan Ramadhan yang penuh dengan kemuliaan ini.
Di dalam hadits yang shohih riwayat Imam Ahmad Abu Hurairah Rodliyallaahu ‘anhu sahabat yang mulia berkata, Rasulullah Shollallaahu ‘alaihi wasalallam bersabda memberikan kabar gembira kepada para sahabat tentang kedatangan bulan Ramadhan beliau bersabda sungguh akan datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan yang penuh dengan keberkahan.
Apa arti keberkahan? Artinya pada waktu itu kebaikan-kebaikan dan kemuliaan dari sisi Allah demikian berlimpah sehingga siapapun insyaa Allah bisa mendapatkannya. Di hari-hari lain kebaikan dan rahmat Allah memang turun, tetapi khusus di bulan Ramadhan dijadikan berlimpah, dijadikan banyak kebaikan tersebut.
Maka ini kesempatan bagi seorang hamba sampai pun orang-orang yang berdosa berkesempatan untuk mendapatkan pengampunan. Orang-orang yang tadinya jauh dengan Allah Subhaanahu wa ta’aalaa berkesempatan untuk mendekatkan dirinya. Orang-orang yang beriman bahkan berkesempatan untuk menambah kemuliaannya di sisi Allah Subhaanahu wa ta’aalaa.
Itulah makna yang kemudian disampaikan oleh Rasulullah Shollallaahu ‘alaihi wasalallam dalam kelanjutan hadits tadi di bulan Ramadhan pintu-pintu surga akan dibuka amal-amal kebaikan akan diterima oleh Allah dan dilipat gandakan. Banyak orang-orang yang akan dimasukkan ke dalam surga di bulan tersebut. Ditutup pintu-pintu neraka.
Artinya orang-orang yang secara amalnya kurang, dosanya banyak memiliki kesempatan di bulan Ramadhan akan diampuni dosa-dosanya agar dia tidak termasuk menjadi penghuni neraka.
Dan setan-setan yang selalu menggoda manusia dibelenggu sehingga mereka tidak bebas menggoda manusia sebagaimana di bulan-bulan yang lainnya.
Ini menunjukkan semangat untuk berbuat kebaikan besar di bulan tersebut dan motivasi berbuat keburukan menjadi lebih kecil. Ini semua kabar gembira yang meliputi seluruh manusia.
Orang yang berdosa pun gembira karena kesempatan mendapatkan pengampunan. Orang yang jauh dari Allah Subhaanahu wa ta’aalaa gembira karena kesempatan mendekatkan diri kepada Allah Subhaanahu wa ta’aalaa.
Maka sahabatku, inilah makna kegembiraan yang sesuai dengan syariat Allah. Makanya orang yang bisa melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadhan dan ibadah-ibadah yang lainnya itu disebutkan dalam hadits yang shohih mereka bergembira ketika nanti berjumpa Allah Subhaanahu wa ta’aalaa pada hari kiamat dengan membawa amal kebaikan puasa yang mereka kerjakan.
Semoga Allah Subhaanahu wa ta’aalaa memudahkan kita untuk berjumpa dengan bulan yang penuh dengan kemuliaan ini dalam keadaan hati kita dipenuhi dengan keimanan dan dimudahkan untuk menjadi orang yang bertakwa sesuai dengan tujuan Allah Subhaanahu wa ta’aalaa mensyariatkan ibadah puasa di bulan Ramadhan.
Demikianlah Guru Abata cukupkan posting pembuka pada bulan Ramadhan ini. Wassalaamu’alaikum warohmatullaahi wabarokaatuh
Posting Komentar
Komentar yang Anda berikan dimoderasi. Jika sesuai dengan ketentuan, maka akan segera muncul.
Silahkan berkomentar dengan bahasa yang baik dan santun serta tidak melakukan spamming.