Seorang guru yang setiap hari mengajar di sekolah memiliki dua landasan sebagai perumpamaan perjalanan karirnya. Yang dari keduanya memiliki perbedaan sangat mendalam.
Landasan pertama adalah guru pasif. Guru macam ini merupakan guru yang tidak ingin berkembang karena terjebak rutinitas. Apa yang dilakukannya di sekolah hanya bekerja dengan mengharapkan gaji dan tunjangan pada setiap akhir bulan.
Landasan kedua adalah guru aktif. Guru yang memiliki kecintaan terhadap profesinya dan selalu berusaha untuk meningkatkan kemampuan diri karena dengan mengajar dan menyampaikan ilmu hidupnya menjadi barokah dan bermanfaat.
Nah, jika Anda adalah seorang guru, perumpamaan manakah yang ingin Anda jadikan sebagai landasan? Maka sudah tentu pilihan akan berlabuh pada landasan yang kedua. Bagaimana cara untuk menempuh landasan tersebut?
Jawabannya adalah guru harus memiliki karakter. Sebuah karakter yang sudah seharusnya ada dalam jiwa seorang guru sebagai bekal dalam aktivitasnya menjalankan profesi guru. Apa sajakah karakter yang dapat membentuk seorang guru menjadi guru profesional? Sekiranya guru profesional harus memenuhi lima karakter dalam dirinya.
5 Karakter Untuk Menjadi Guru Profesional
1. Percaya Diri
Sudah menjadi kebiasaan bagi sebagian besar guru merasa malas dan sukar untuk mempersiapkan segala kebutuhan pengajarannya di kelas. Karena ia menganggap semua yang akan disampaikannya di kelas sudah terpikirkan semuanya di luar kepala. Jika demikian bisa dikatakan bahwa ia merupakan guru yang anti terhadap pembelajaran di kelas.Padahal guru yang memiliki rasa percaya diri tidaklah seperti itu. Guru yang percaya diri akan berusaha maksimal dalam setiap membuat persiapan pembelajaran dengan tetap merasa percaya diri bilamana menghadapi masalah yang muncul saat kegiatan belajar dilaksanakan.
Ia yakin bahwa serumit apapun masalah yang terjadi ketika penyampaian pengajaran, akan tetap memberikan pembelajaran yang berharga bagi profesi mengajarnya di masa yang akan datang.
2. Rendah Hati
Guru yang rendah hati akan memiliki hati terbuka yang mudah untuk menerima hal-hal baru yang positif. Di hadapan peserta didik atau rekan sejawatnya ia selalu berterus terang jika tidak tahu.Wajar saja dengan pesatnya perkembangan teknologi dan mudahnya penyampaian informasi benar-benar membuat semua orang harus lebih banyak belajar dan siap untuk menjadi insan pembelajar. Hal tersebut akan menyebabkan ia menjadi rekan belajar yang menyenangkan bagi peserta didik dan rekan sejawatnya.
Karakter rendah hati juga akan menjadi sebuah jembatan bagi pengetahuan baru. Jika pada suatu sekolah semua gurunya memiliki karakter rendah hati, maka akan terjadi tranfer ilmu yang baik dan membentuk komunitas pembelajar, oleh sebab setiap orang dihargai dari apa yang disampaikan dan diberikannya bukan dari senioritasnya di sekolah.
3. Pemikiran Terbuka
Guru yang pemikiran terbuka akan lebih mudah untuk menerima keberagaman dan senang akan pembaruan yang positif. Sebagaimana kita ketahui bahwa setiap peserta didik memiliki keunikan dan dapat menjadi pemenang pada bidangnya masing-masing.Ketika seorang guru berpikiran terbuka, ia akan berusaha maksimal dalam membentuk setiap peserta didiknya untuk menggapai masa depan sesuai potensi yang dimilikinya.
Dengan pemikiran terbuka juga akan memudahkan seorang guru untuk menyerap pengetahuan dan pengalaman baru dari mana saja karena ilmu dapat diperoleh dari manapun, siapapun dan kapanpun.
4. Menghargai Proses
Setelah mengajar terkadang guru pulang dalam keadaan lelah. Kadang juga dirundung kebosanan dalam hati sambil bergumam “beginikah rasanya menjadi seorang guru?”. Sebagai manusia biasa dapat dimaklumi jika perasaan tersebut datang menghinggapi seorang guru. Namun perasaan-perasaan tersebut akan sirna jika seorang guru dapat menghargai proses.Apabila suatu waktu kita belum berhasil dalam pembelajaran, maka hargailah usaha yang telah kita lakukan selama ini. Sebab jika selalu mengingat kegagalan tanpa menghargai proses usaha yang telah dilakukan, akan menghambat motivasi kita untuk membuat inovasi dalam pengajaran.
Ingat, jangan jadikan peserta didik menjadi korban yang disebabkan oleh seorang guru yang tampil biasa saja dan miskin inovasi.
5. Pintar Mengelola Waktu
Setiap minggunya, seorang guru tidak hanya mengajar di depan kelas saja, akan tetapi memiliki tugas administrasi yang harus diselesaikan secara berkala. Dalam hal ini guru dituntut untuk bisa mengelola waktu dengan baik.Karena bukan hanya peserta didik yang memiliki hak atas diri kita, namun keluarga juga memiliki hak untuk kita perhatikan kebutuhannya. Guru yang pintar dalam mengelola waktu dapat membedakan skala prioritas dalam bertugas, mana yang harus didahulukan dan mana yang dapat diselesaikan secara bertahap.
Demikian 5 hal yang dapat membuat seorang guru menjadi profesional yang dapat Guru Abata sampaikan pada kesempatan ini. Semoga kita berprofesi sebagai gur dapat memiliki 5 unsur tersebut agar menjadi guru yang profesional. Aaamiin...
Posting Komentar
Komentar yang Anda berikan dimoderasi. Jika sesuai dengan ketentuan, maka akan segera muncul.
Silahkan berkomentar dengan bahasa yang baik dan santun serta tidak melakukan spamming.