Menurut Guru Abata, ungkapan hati yang mengajak sang waktu untuk berdialog ini sangat berguna bagi kita semua. Karena dapat mengingatkan kita kepada waktu yang banyak tersia-siakan, sedangkan hari silih berganti dan usia kita semakin bertambah dan jatah hidup kita di dunia ini terus berkurang.
Sebaiknya percakapan ini dibaca ketika suasana hati dan lingkungan di sekitar kita sedang sunyi dan tenang. Agar kita dapat membacanya dengan penuh penghayatan.
*** Berdialog Dengan Satu Detik Dari Sang Waktu ***
Pada suatu hari aku duduk dan menghadapkan hati ini ke hadirat Allah sambil menyesali rentangan usia yang telah kulalui. Kupanggil satu detik dari waktu hidupku. Aku katakan kepadanya:
+ Aku harap agar engkau mau kembali kepadaku, supaya aku dapat menggunakanmu untuk berbuat kebajikan.
- Sesungguhnya tidak ada waktu yang sudi berkompromi untuk berhenti.
+ Wahai detik... aku memohon, kembalilah kepadaku agar aku dapat memanfaatkanmu dan mengisi kekuranganku pada dirimu.
- Bagaimana aku dapat kembali kepadamu, padahal aku telah tertutup oleh perbuatan-perbuatanmu.
+ Coba lakukanlah hal yang mustahil itu dan kembalilah kepadaku! Betapa banyak detik-detik selainmu yang juga kusia-siakan?
- Seandainya kekuasaan ada ditanganku, pastilah aku kembali kepadamu, namun tiada kehidupan bagiku. Dan itu terlipat oleh lembaran-lembaran amalmu dan diserahkan kepada Allah Swt.
+ Apakah mustahil, jika engkau kembali kepadaku, padahal saat ini engkau sedang berbicara kepadaku?
- Sesungguhnya detik-detik dalam kehidupan manusia, ada yang dapat menjadi kawan setianya dan adakalanya ia menjadi musuh besarnya. Aku adalah termasuk detik-detik yang menjadi musuhmu dan yang akan menjadi saksi atasmu di hari Kiamat kelak. Mungkinkah akan bertemu, dua orang yang saling bermusuhan?
+ Duhai, alangkah menyesalnya aku. Betapa aku telah sering menyia-nyiakan detik-detik dalam perjalanan hidupku! Tetapi sekali lagi kumohon sekiranya engkau sudi kembali kepadaku, niscaya aku akan beramal saleh “di dalammu” yang pernah kutinggalkan.
Maka detik itupun terdiam, tidak mengeluarkan sepatah kata pun. Aku pun lantas memanggilnya:
+ Wahai detik, tidakkah engkau dengar panggilanku? Kumohon jawablah...
- Wahai orang yang lalai akan dirinya, wahai orang yang menyia-nyiakan waktu-waktunya... "Tahukah engkau, saat ini, demi mengembalikan satu detik saja, sesungguhnya engkau telah menyia-nyiakan beberapa detik dari umurmu.
Mungkinkah engkau dapat mengembalikan mereka pula? Namun aku hanyalah dapat berpesan kepadamu, “Sesungguhnya segala perbuatan yang baik itu menghapuskan dosa segala perbuatan yang buruk."
Maka wahai sahabatku bersegeralah..., beramallah, bersungguh-sungguhlah, bertakwalah kepada Allah di mana pun engkau berada.
Ikutilah perbuatan buruk itu dengan perbuatan baik, niscaya perbuatan baik akan menghapusnya, dan bergaullah dengan sesama manusia dengan berbudi pekerti yang luhur!
Sumber: Jasiem M. Badr al-Muthowi’ diterjemahkan oleh M. Azhari Hatim, Lc. dan Rofi’ Munawwar, Lc.
Yahya bin Hurairah, seorang wazir yang saleh mengatakan, “Waktu adalah barang paling berharga untuk kau jaga. Menurutku ia adalah sesuatu yang paling mudah hilang darimu.”
Semoga dengan membaca dialog dengan satu detik dari sang waktu ini dapat membuat hati kita tergugah dengan motivasi yang lebih besar lagi untuk melakukan banyak perbuatan baik di setiap detik-detik waktu usia kita. Terimakasih, semoga bermanfaat.
Posting Komentar
Komentar yang Anda berikan dimoderasi. Jika sesuai dengan ketentuan, maka akan segera muncul.
Silahkan berkomentar dengan bahasa yang baik dan santun serta tidak melakukan spamming.