1. Keimanan
Setan adalah salah satu makhluk Allah yang ghaib. Keberadaannya hanya dapat dideteksi oleh keimanan. Kekuatan menahan godaan setan sangat tergantung besar kecilnya tingkat keimanan. Tingkatkan terus kadar keimanan. Caranya dengan selalu menambah ilmu dan dzikir kita.
Imam Syafi’i berpendapat bahwa kewajiban yang pertama bagi seseorang yang sudah baligh adalah mengenal Allah. Hukumnya fardlu ‘ain. Akidah yang kuat adalah mutlak harus didahulukan dari pada segala bentuk ritual ibadah.
Rasulullah lebih lama menanamkan syariat ibadah, yakni 13 tahun di kota Makkah. Dipuncaknya, Allah menguji keimanan dan akidah umat Islam dengan peristiwa yang hampir membuat Nabi Muhammad dan para sahabatnya terbunuh karena kekufuran dan kemusyrikan kaum jahiliyyah, yaitu peristiwa hijrah. Setelah kekuatan imandan akidah umat Islam teruji, barulah turun perintah-perintah ibadah ritual selama 10 tahun di Madinah.
Keimanan yang kokoh memerlukan keyakinan seteguh-teguhnya dan sesadar-sadarnya akan kebesaran Allah dan sifat-sifat Allah yang Maha Agung itu dan mencintai serta mengikuti Rasulullah.
2. Ketakwaan
Takwa berarti mengimani Allah, selalu setia menaati perintah-Nya dan senantiasa menjauhi larangan-Nya. Dengan kata lain, iman saja belum cukup. Apabila keimanan diterjemahkan dengan percaya saja, setan juga beriman kepada Allah.
Banyak orang yang mengaku beriman kepada Allah, tetapi perbuatannya seperti setan, sombong tidak mau sujud kepada Allah, tidak menghormati makhluk-makhluk Allah. Tidak berzakat, tidak mau haji, suka melanggar larangan Allah, berzina, mencuri, korupsi, berjudi, makan riba, membunuh dan berbagai larangan lainnya.
Jadi, ketakwaan adalah benteng, perisai untuk menjaga dan melawan strategi licik setan.
الٓمٓ ١ ذَٰلِكَ ٱلۡكِتَٰبُ لَا رَيۡبَۛ فِيهِۛ هُدٗى لِّلۡمُتَّقِينَ ٢ ٱلَّذِينَ يُؤۡمِنُونَ بِٱلۡغَيۡبِ وَيُقِيمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ وَمِمَّا رَزَقۡنَٰهُمۡ يُنفِقُونَ ٣ وَٱلَّذِينَ يُؤۡمِنُونَ بِمَآ أُنزِلَ إِلَيۡكَ وَمَآ أُنزِلَ مِن قَبۡلِكَ وَبِٱلۡأٓخِرَةِ هُمۡ يُوقِنُونَ ٤ أُوْلَٰٓئِكَ عَلَىٰ هُدٗى مِّن رَّبِّهِمۡۖ وَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡمُفۡلِحُونَ ٥
“Alif laam miim. Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa, (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka. Dan mereka yang beriman kepada kitab (Al Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-Kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat. Mereka Itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung”. (QS. Al Baqoroh ayat 1-5)
Dengan keimanan dan ketakwaan seperti ini, Allah akan membentengi diri dan jiwa kita dari godaan setan sehingga hati atau jiwa kita jernih sekali dalam melihat kebaikan dan diberi kemudahan untuk melaksanakannya.
3. Mendawamkan Berbagai Amalan Utama
Rasulullah sangat menyukai umatnya. Beliau pasti tidak rela bila umatnya terjerembab ke dalam godaan setan. Sebab itu, beliau menganjurkan untuk membiasakan melakukan amal shalih. Hal itu akan mengundang cinta Allah dan secara otomatis akan terjauh dari setan.
Amal yang paling disukai Allah adalah amal (perbuatan) yang dilakukan secara istiqamah (terus menerus) meskipun sedikit. (HR. Muslim)
Berikut ini amalan utama yang bisa dilakukan untuk mencegah gangguan setan.
a. Berdzikir
Berdzikir adalah ungkapan pujian yang dilakukan berulang kali dan ditujukan hanya kepada Allah. Asla katanya adalah dzakara yang berarti mengingat atau menyebut. Lawannya adalah nisyan, yang berarti lupa.
b. Beramal dengan istiqamah
Mulailah dengan amal yang paling kecil, mudah dan sederhana. Intinya adalah terus menerus dan ikhlas. Tidak perlu yang berat-berat dan berpanjang angan-angan yang justru dapat menjadi sasaran empuk setan. Setelah itu, tingkatkan secara bertahap dan terus menerus.
c. Segera bertobat
Jangan menunda tobat! Segeralah bertobat atas segala dosa-dosa, baik besar maupun dosa-dosa kecil. Selalulah beristighfar setiap saat untuk menangkalnya. Bertasbihlah dan memuji-Nya!
Ucapkanlah segera istighfar ketika mengingat dosa-dosa kita. Sesali berulang-ulang, berjanji tidak akan melakukannya lagi dan berharap agar Allah menghapus dan menutupinya dari manusia di dunia dan di akhirat. Karena itu, jangan lagi dosa-dosa dan rahasia kita diceritakan kepada orang lain. Cukup hanya Allah yang tahu dan menjaga kerahasiaannya.
Demikian kiranya yang dapat Guru Abata sampaikan mengenai pembahasan strategi untuk mematahkan godaan setan ini. Adapun isi dari artikel ini hanyalah semata-mata merupakan media pengingat khususnya bagi Guru Abata dan umumnya bagi para oembaca sekalian. Apabila ada kekurangan dalam hal penyampaian dan tulisan, maka jangan sungkan untuk menympaikannya dalam kolom komentar yang sudah tersedia. Terimakasih.
Posting Komentar
Komentar yang Anda berikan dimoderasi. Jika sesuai dengan ketentuan, maka akan segera muncul.
Silahkan berkomentar dengan bahasa yang baik dan santun serta tidak melakukan spamming.